Selasa, 31 Januari 2012

penentuan berat atom magnesium

LAPORAN PRAKTIKUM
PENENTUAN BERAT ATOM MAGNESIUM (Mg)





Disusun Oleh :
Idham Ibnu Afakillah
(0621 11 072)


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2011



KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik ALLAH SWT. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmatnya kami mampu menyelesaikan tugas laporan ini untuk mata kuliah kimia dasar 1.

            Sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan, ditemukan banyak bahan-bahan kimia dari alam yang bermanfaat dan sangat penting secara ekonomis dapat dibuat dimulai dari bahan-bahan baku yang lebih murah dan demikianlah caranya industry kimia mulai berkembang. Terutama dalam abad ini,ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengembangkan cara-cara membuat bahan kimia yang baru yang sebelumnya belum pernah ada di bumi.

            Disamping keuntungan-keuntungan yang telah diperoleh dari ilmi kimia, kita ingin mengetahui lebih banyak tentang masalah-masalah yang disebabkannya. Sangat sering kita mendengar mengenai sisa sampah atau bahan-bahan kimia dalam makanan yang beracun dan lingkungan yang berpotensi sebagai penyebab kanker. Oleh sebab itu, diantara masalah-masalah yang disebabkan oleh ilmu kimia dan teknologi adalah menciptakan cara-cara untuk mengontrol dan mengelola limbah yang menyertai produksi dan penggunaan bahan-bahan yang baru dan berharga ini.

            Penyusunan laporan ini didasarkan pada hasil percobaan yang dilakukan selama praktikum serta literature-literatur yang ada baik dari buku maupun sumber lainnya.









BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    Tujuan Percobaan
Mempelajari suatu cara sederhana penentuan berat atom suatu unsur (Mg), memalui penentuan dengan teliti berat zat-zat yang bereaksi.

1.2  Dasar Teori
Magnesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Mg dan nomor atom 12 serta berat atom 24,31. Magnesium adalah elemen terbanyak kedelapan yang membentuk 2% berat kulit bumi, serta merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak pada air laut. Logam alkali tanah ini terutama digunakan sebagai zat campuran (alloy) untuk membuat campuran alumunium-magnesium yang sering disebut "magnalium" atau "magnelium".
Magnesium (Mg) diperoleh dengan beberapa cara. Salah satunya adalah dari batuan dolomite & air laut, yg mengandung 0,13% Mg. Pertama-tama dolomite dikalsinasi m’jadi campuran CaO/MgO dr mana kalsium akn dihilangkan dgn penukar ion menggunakan air laut. Kesetimbangannnya disukai krn kelarutan Mg(OH)2 lebih rendah daripada Ca(OH)2 :
Ca(OH)2.Mg(OH)2 + Mg2+ 2 Mg(OH)2 + Ca2+
Proses yang paling penting untuk mendapatkan logam adalah elektrrolisis leburan campuran halida (misalnya MgCl2 + CaCl2 + NaCl) dari logam yang paling kurang elektropositif, Mg, ditampung, kemudian reduksi MgO atau dolomite yang dikalsinasi (MgO.CaO). yang terakhir dipanaskan dengan ferosilikon :
CaO.MgO + FeSi = Mg + silikat Ca dan Fe
dan Mg didistilasi. MgO dapat dipanaskan dengan batu bara pada 20000 & logamnya ditampung dengan pencucian cepat dari kesetimbangan bersuhu tinggi yang berjalan ke kanan :
MgO + C Mg + CO
Beberapa kegunaan Magnesium (Mg) seperti pada Mg(OH)2 yaitu untuk mengobati penyakit maag dan menetralisir asam lambung, magnesium klorida (MgCl2.6H2O) digunakan dalam pembuatan kain katun, kertas, semen, dan keramik. Magnesium sulfat (MgSO4.7H2O) yang dikenal dengan garam Inggris (Epsom salt) dan magnesium oksida (MgO), digunakan pada pembuatan kosmetik dan obat pencuci perut. Sedangkan campuran Magnesium (Mg), aluminium dan baja digunakan padad bahan pembuatan bagian-bagian pesawat, kaki atau tangan buatan, vacuum cleaner, alat-alat optic & furniture.
Atom adalah partikel yang sangat kecil sehingga massa atom juga terlalu kecil bila dinyatakan dengan satuan gram. Karena itu, para ahli kimia menciptakan cara untuk mengukur massa suatu atom, yaitu dengan massa atom relatif. Massa atom relatif (Ar) adalah perbandingan massa rata-rata suatu atom dengan satu per dua belas kali massa satu atom karbon-12.
             Massa atom relatif unsur-unsur yang dijumpai di alam dapat diperoleh sebagai rata-rata dari massa isotop setiap unsur,ditimbang berdasarkan fraksi kelimpahannya. Jika suatu unsur terdiri atas n isotop , isotop ke-i mempunyai massa Ai dan kelimpahan fraksi P1 , maka massa atom relatif rata-rata unsur tersebut di alam (massa atom relatif kimianya) ialah
A = A1P1+A2P2+...+AnPn

Massa atom relatif nuklida mendekati tetapi (kecuali 12C) tidak tepat sama dengan nomor massanya. Massa atom relatif tidak memiliki satuan karena angka ini merupakan nisbah dari dua massa yang diukur , apapun satuan yang kita gunakan (gram, kilogram ,pound dan seterusnya). Spektrometri massa merupakan metode paling akurat bagi kimiawan untuk menentukan massa atom dan molekul relatif. Dalam spektrometer satu atau beberapa elektron diambil dari setiap atom atau molekul. Spesies bermuatan positif yang dihasilkan dinamakan ion, dipercepat oleh medan listrik kemudian dilewatkan ke medan magnet. Kelengkungan lintasan partikel tergantung pada nisbah muatan terhadap massanya,sebagaimana pada eksperimen Thompson mengenai sinar katoda (elektron). Teknik ini menyebabkan spesies dengan massa yang berbeda dapat dipisahkan dan dideteksi. Sebagai contah , eksperimen  awal dalam spektrometri massa menunjukkan nisbah massa 16 : 1 untuk oksigen relatif terhadap hidrogen penegasan berdasarkan teknik fisik untuk reaksi yang semua dideduksi dengan landasan kimia (Oxtoby,2001:25-27).

              Menurut Dalton , massa atom adalah sifat utama unsur yang membedakan satu unsur dengan yang lainnya. Karena atom sangat ringan , maka tidsk dapat digunakan satuan gram dan kilogram untuk massa atom dan harus dicari massa atom sebagai standar . Perbandingan massa atom dengan satu macam atom standar disebut massa atom relatif. Pada mulanya digunakan hidrogen, dipilih sebagai standar karena merupakan atom yang ringan . Kemudian diganti dengan oksigen , karena dapat bersenyawa hampir dengan semua unsur . Salah satu syarat massa standar adalah stabil dan murni, tetapi karena oksigen terdapat dalam 3 isotop 0-16, 0-17, 0-18, akhirnya pada tahun 1960 ditetapkan C-12 sebagai standar dan C-12 ditetapkan mempunyai massa 12 sma , dengan 1 sma = 1,66 x 10-24   gram dan massa atom relatif tidak memiliki satuan . Massa atom relatif sangat penting dalam ilmu kimia untuk mengetahui sifat unsur dan senyawa. Ada 3 cara penentuan massa atom relatif , yaitu dengan hukum Dulong dan Petit , analisis Cannizzaro, dan Spektroskopi massa (Syukri, 1999 : 33).

          Pada perhitungan kimia , sering kali perlu menghitung massa suatu unsur atau molekul  Perhitungan ini diselesaikan dengan melihat massa atom suatu unsur pada tabel berkala. Massa atom merupakan bilangan yang lebih besar dari dua bilangan yang diberikan pada setiap unsur . Bilangan yang lebih kecil yang menyatakan nomor atom. Massa molekul dihitung dengan mnjumlahkan massa atom dari unsur-unsur yang membentuk molekul. Salah satu kesalahan yang sering dibuat pada perhitungan massa molekul adalah kelalaian mengalikan dengan angka indeks (subcript) seperti yang tertera pada rumus molekul (Bresnick , 2002 : 3).

              Atom yang mempunyai jumlah proton yang sama tetapi jumlah neutron yang berbeda disebut isotop atom yang lain . Jumlah neutron tidak terlalu berpengaruh pada sifat-sifat kimianya , sehingga semua isotop dari sebuah unsur mempuyai sifat-sifat kimia yang sama. Meskipun demikian , masing-masing isotop yang berbeda mempunyai massa dan sifat nuklir tersendiri (Goldberg , 2004 : 13).

Massa atom untuk tiap atom tidak khas, dalam arti atom suatu unsur yang sama, mungkin memiliki massa yang berbeda Isotop adalah unsur yang mempunyai nomor atom yang sama tetapi nomor massa yang berbeda.

      Perbedaan jumlah neutron yang terdapat dalam inti atom yang menyebabkan atom-atom dari unsur yang sama, bisa mempunyai nomor massa yang berbeda, karena massa atom lebih ditentukan dari jumlah massa proton + jumlah massa neutronnya, sementara jumlah massa elektronnya diabaikan. Massa dari isotop dapat ditentukan dengan alat yang diberi nama Spektograf Massa.
1.      Isotop : Atom yang mempunyai nomor atom yang sama tetapi memiliki nomor massa yang berbeda disebut dengan isotop.
Contoh:

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhprAN-UQaDYxd7eEjZmeW5w0Eo7WaopmoHvGzFw8g0TOO3A3FhSKzpbDP5tXsdv0kbGvWK_TO_TnNKzlosHMEvtJemeHg0yeOv3BGCvprnJO3anVtMpIYF4JjVfOdwBKG0jfF1JvbeVW_4/s200/isotop.jpg
2.      Isoton : atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda), tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama. Karena nomor atomnya berbeda, maka sifat-sifatnya berbeda.
Contoh :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2byQqvJ2ycfBLn9WeUGNQPCbgouhw4UVnzh10Mv4PDWSNYcTrDxwqyDupHVkHsVEIIyRnpzEymfGJDugFroYMsWhG42yI3TPqkPzoVDglRGHHnzFjcxFl991LRZSfaFbS9D2cvEnXzd9X/s320/isoton.gif

3.      Isobar : atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda) tetapi mempunyai jumlah nomor massa yang sama. Karena nomor atomnya berbeda, maka sifat-sifatnya berbeda.
Contoh :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUccLRMdZAQOX95A7HChGVxzErP4DUH1X6D45c3bFBiebsjRnXtxVJ6IIW5N013LKja_kMPuh70E_uZCxxqnohBsav1CywtlNcSFPC9FJZ_Sl16roPfxV1kVpd06DrqxfUz0rwJWmH_m4X/s200/isobar.gif

Massa proton sekitar 1,67 x 10–27 kg dan memiliki muatan positif, 1,60 x 10–19 C (Coulomb). Muatan ini adalah satuan muatan listrik terkecil dan disebut muatan listrik elementer. Inti memiliki muatan listrik positif yang jumlahnya bergantung pada jumlah proton yang dikandungnya. Massa neutron hampir sama dengan massa proton, tetapi neutron tidak memiliki muatan listrik. Elektron adalah partikel dengan satuan muatan negatif, dan suatu atom tertentu mengandung sejumlah elektron yang sama dengan jumlah proton yang ada di inti atomnya. Jadi atom secara listrik bermuatan netral. Sifat partikel-partikel yang menyusun atom dirangkumkan.





BAB II
ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan penentuan berat atom magnesium antara lain:
·                  Krus
·                  Timbangan
·                  Pembakar Bunsen
·                  Segitiga Porselen
·                  Tanur
·                  Kertas Lakmus
·                  Logam Magnesium
·                  Aquades
















BAB III
METODE KERJA

·      Timbang krus kosong dengan teliti
·      Timbang logam Mg dengan teliti dan masukkan dalam krus
·      Panaskan krus dengan isinya diatas api pembakaran bunsen dengan menggunakan segitiga porselen
·      Setelah menjadi putih, dinginkan krus, setelah dingin berikan beberapa tetes air (periksa denan kertas lakmus uap/gas yang keluar)
·      Pijarkan krus, dinginkan dan timbang
·      Hitung berat atom Mg




















BAB IV
PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Massa krus kosong                                 : 26,413 gram
Massa Magnesium (Mg)                         : 0,803 gram    +
Massa krus+Mg                                      : 27,216 gram
Massa krus setelah dibakar                    : 27,508 gram

Mg + ½ O2à MgO
Massa krus+MgO                       : 27, 734
MgO                                           : 1,321

Berat atom Magnesium = x
Maka:
                 =
                 =
0,8x + 12,8  = 1,321 x
12,8            = 0,521 x
X                = 24,568 gram

Berat atom Magnesium adalah 24,568 gram/mol










BAB V
PEMBAHASAN

Pada percobaan ini logam magnesium (Mg) dipanaskan d atas api pembakaran bunsen dengan menggunakan segitiga porselen. Kemudian dipanaskan lagi di dalam tanur mulai dari suhu 100oC sampai suhu 700oC sehingga energi dari magnesium mengalami peningkatan dan mampu untuk bereaksi. Logam magnesium yang didiamkan beberapa saat pada suhu 100oC-1000oC akan berubah warna menjadi warna putih. Hal ini membuktikan bahwa logam magnesium mampu bereaksi atau berikatan dengan udara disekitarnya pada suhu tertentu dan abu yang berwarna putih merupakan persenyawaan kimia antara logam magnesium (Mg) dan oksigen (O2).
Mg + ½ O2à MgO

Pada saat logam magnesium telah berubah warna menjadi putih dan dikeluarkan dari dalam tanur menggunakan penjepit krus. Setelah itu logam magnesium ditetesi dengan air secara merata menggunakan pipet tetes, kemudian di masukkan kedalam open dan di diamkan selama beberapa hari. Setelah di masukkan kedalam open, logam magnesium di ambil mengguakan penjepit krus juga maka terbentuklah gas. Gas yang terbentuk ini dihadang uapnya menggunakan kertas lakmus netral. Ternyata uap gas yang dihasilkan mengubah warna kertas lakmus netral tersebut menjadi biru. Jadi dapat disimpulkan bahwa diudara terdapat 78,08% nitrogen, 20,95% oksigen, 0,93% argon dan 0,04% gas lainnya. Sehingga nitrogen sebanyak 78,08% inilah yang bereaksi dengan logam magnesium menghasilkan Mg3N2. Kemudian dengan penetesan air (H2O) menyebabkan Mg3N2 bereaksi dengan H2O membentuk Mg3(OH2) + 2NH3. Penetesan air itulah yang menyebabkan kertas lakmus netral berubah warna menjadi biru dan membuktikan bahwa gas yang dihasilkan bersifat basa. Ini berarti bahwa senyawa nitrogen (N2) dan hidrogen (H) yang bersifat basa dan berbentuk gas pada suhu kamar, tidak lain adalah amoniak (NH3).

Pada analisis dapat didapatkan massa atom relatif (Ar) magnesium adalah 24,568 gr/mol. Jika dibandingkan dengan standar internasional bahwa massa atom relatif Mg adalah 24,31 gr/mol ini sedikit berbeda. Hal ini dapat disebabkan karena banyaknya unsur-unsur lain di udara terbuka yang dapat mempengaruhi reaksi dan akibat kurang lamanya logam magnesium yang telah ditetesi air (H2O) sehingga pemijaran itu tidak menghilangkan seluruh atom hidrogen hilang dari persenyawaan tersebut.




























BAB VI
KESIMPULAN

          
Berdasarkan percobaan diatas didapatkan bahwa massa atom relatif Mg adalah 24,568 gr/mol. Hasil ini didapat dengan menimbang massa Mg terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan pemanasan dan pemijaran di dalam tanur sehingga menghasilkan MgO. Kemudian hasilnya dihitung dengan menggunakan rumus
      Dengan a = massa Mg, b = massa MgO
Sehingga:
Massa atom relatif yang diperolah dari percobaan diatas adalah 24, 568 gr/mol.




















DAFTAR PUSTAKA

Bresnick, Stephen . 1996 . Intisari Kimia Umum. Jakarta: Hipokrates.
Goldberg, David E. 2004. Kimia Untuk Pemula. Jakarta: Erlangga.
Oxtoby, David W.dkk. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: ITB         
www.chemistry.com


reaksi-reaksi kimia


LAPORAN PENDAHULUAN
 KIMIA DASAR I
Reaksi-Reaksi Kimia



Disusun Oleh :
Idham Ibnu Afakillah
(0621 11 072)


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2011


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Tujuan Percobaan..................................................................................................... 1
1.2  Dasar teori................................................................................................................ 1
BAB II ALAT DAN BAHAN
2.1 Alat yang digunakan................................................................................................. 5
2.2 Bahan........................................................................................................................ 5
BAB III METODE KERJA
3.1 Pembuatan larutan baku dan titrasi........................................................................... 6
BAB IV HASIL PERCOBAAN
4.1 Hasil Pengamatan..................................................................................................... 7
4.2 Pembahasan.............................................................................................................. 8
BAB V KESIMPULAN........................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 10









BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Tujuan Percobaan

Mempelajari sifat-sifat kimia suatu zat melalui reaksi-reaksi kimia.
Untuk mengamati terjadinya atau berlangsungnya reaksi kimia dengan melihat perubahan-perubahannya.

2.1 Dasar Teori
                   Dalam ilmu kimia, reaksi merupakan salah satu cara untuk mengetahui sifat-sifat kimia dari suatu atau beberapa zat. Pada percobaan ini, akan mengamati perubahan-perubahan yang menunjukkan terjadinya reaksi. Perubahan-perubahan tersebut dapat berupa perubahan warna, timbulnya panas, timbulnya gas, terjadinya endapan dan sebagainya.
Reaksi kimia dikatakan atau berlangsung apabila salah satu hal berikut harus teramati yaitu reaksi tersebut menghasilkan gas, endapan, perubahan suhu dan perubahan warna.
                    Reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru yaitu hasil reaksi, terbentuk dari beberapa zat aslinya, yang disebut pereaksi. Biasanya suatu reaksi kimia disertai oleh kejadian-kejadian fisis, seperti perubahan warna, pembentukan endapan, atau timbulnya gas.
Lambang-lambang yang menyatakan suatu reaksi kimia disebut persamaan kimia. Dalam penulisan persamaan reaksi diperlukan tiga langkah :
·         Nama-nama pereaksi dan hasil reaksi ditulis, hasilnya disebut sebuah persamaan sebutan.
Contoh : nitrogen oksida + oksigen Nitrogen dioksida

·         Sebagai penggantin nama zat dipergunakan rumus-rumus kimia. Hasilnya disebut persamaan kerangka.
Contoh : No + O2→No2

·         Persamaan kerangka kemudian di kesetimbangan, yang menghasilkan persamaan kimia.
Contoh : 2No + O2→2 No2






Jenis – jenis reaksi kimia :

a.       Pembakaran.
Pembakaran adalah suatu reaksi dimana suatu unsur atau senyawa bergabung dengan oksigen membentuk senyawa yang mengandung oksigen sederhana.
Contohnya :                                       
CO2, H2O dan SO2
C3 H8 (9) + 5O2(9)→3CO2 (9) + 4H2O (9)
2C6 H14 O4 (9) + 15O212Co2 (9) + 14H2O(9)
b.   Penggabungan (sintetis) suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih kompleks terbentuk dari dua atau lebih zat yang lebih sederhana (baik unsur maupun senyawa).
2H2 (9) + O2 (9) 2H2O (9)
CO (9) + 2H2 (9) CH3OH (9)

c.       Penguraian adalah suatu reaksi dimana suatu zat dipecah menjadi zat-zat yang lebih sederhana

2Ag2O(p)4Ag(p) + O2(9)

d.   Penggantian (Perpindahan tanggal) adalah suatu reaksi dimana sebuah unsur pindahan unsur lain dalam suatu senyawa.

Cu(p) + 2Ag+(ag)CU2+(ag) + 2 Ag (p)

e.   Metatesis (pemindahan tanggal) adalah suatu reaksi dimana terjadi pertukaran antara dua reaksi.

AgNo3(ag)NaCL(a g) →AgCL(p) + NaNO3(ag)
Cara teringkas untuk memberikan suatu reaksi kimia adalah dengan menulis suatu persamaan kimia berimbang yang merupakan pernyataan kualitatif maupun kuantitatif mengenai pereaksi yang terlibat. Tiap zat diwakili oleh rumus molekulnya. Menyatakan banyaknya atom-atom dari tiap macam dalam suatu satuan zat itu. Rumus molekulnya merupakan kelipatan bilangan bulat rumus emperis zat itu yang menyata
Hubungan kuantitatif antara pereaksi dan hasil reaksi dalam suatu persamaan kimia berimbang memberikan dasar stokiometri. Perhitungan stokiomentri mengharuskan penggunaan bobot atom unsur dan bobot molekul senyawa. Banyaknya suatu hasil reaksi tertentu yang menurut perhitungan akan diperoleh dalam suatu reaksi kimia rendemen teoritis untuk suatu reaksi kimia. Penting untuka mengetahui mana yang merupakan pereaksi pembatas yakni pereaksi yang secara teoritis dapat bereaksi sampaihabis, sedangkan pereaksi-pereaksi lain berlebih. 

Jika terjadi reaksi kimia, dapat diamati tiga macam perubahan :
o   Perubahan Sifat
o   Perubahan Susunan
o   Perubahan Energi
Semua perubahan kimia tentu induk pada hukum pelestarian hukum energi dan hukum pelestarian energi massa. Susunan senyawa kimia tertentu oleh hukum susunan pasti dan hukum perbandingan berada.
Azas fundamental yang mendasari semua perubahan kimia merupakan daerah kimia teoritis, korelasi antara konsep unsur dan senyawa dengan keempat hukum tersebut diatas diperoleh dalam Teori Asam Dalton, teori modern pertama mengenai atom dan molekul sebagai partikel fundamental dari zat-zat yang tumbuh dari teori ini antara lain adalah skala, bobot atom relatif unsur-unsur dilarutkan menurut bertambahnya bobot atom, munculnya unsur-unsur secara teratur dengan sifat-sifat tertentu mendorong meddeleu menyusun tabel berkala dari unsur-unsur dan meramalkan adanya beberapa unsur yang belum diketahui. Bayaknya dan dari situ proporsi relatif sebagai atom dalam
satuan terkecil senyawa diberikan oleh rumus senyawa, dalam mana digunakan lambang unsur kimia itu.









BAB II
ALAT DAN BAHAN

1.1  Alat
·         Gelas ukur
·         Penjepit
·         Pipet tetes
·         Tabung reaksi
·         Saluran pH indikator
·         Kertas lakmus
·         Bunsen
·         Batang pengaduk

1.2  Bahan
·         AgNo3
·         CuSo4 0,1 %
·         NH4OH 1 N
·         HCl 0,1 M
·         CH3COOH 0,1 N
·         PP
·         Asam Oksalat
·         PB(NO3)2 0,1 M
·         NaCl 0,1 M
·         Ba(OH)2 Jenuh
·         CaCo3
·         Fe(II) 0,1 M
·         H2SO4 0,5 M
·         KMnO4 0,01 N
·         (NH4)2SO4
·         KI 6 M
·         CHCl3
·         Asam Asitat




BAB III
METODE KERJA

1.        a.Ke dalam dua tabung reaksi masukkan masing-masing tepat 1,0 mL HCl 0,1 N dan larutan                     CH3COOH 0,1 N. tambahkan masing-masing 1 tetes larutan indicator PP. amati warna larutan-larutan tersebut.

b.      Ke dalam 2 tabung reaksi lain masukkan larutan NaOH 0,1 N masing-masing 1 mL. tambahkan pada kedua tabung reaksi tersebut masing-masing 1 tetes larutan indicator PP. amati warna larutan tersebut.

c.    Campurkan ke 2 asam basa pada nomor 1.a. dan 1.b. amati perubahan yang terjadi dan amati pula warna yangnya.

2.        a. Masukkan ke dalam 2 tabung reaksi masing-masing 1 mL larutan K2CrO4 0,1 M. ke dalam tabung pertama tambahkan larutan HCl 1 M. kocok daan amati. Kedalam tabung lainnya tambahkan larutan NaOH 1 M. simpan ke dua laarutan tersbut, untuk di bandingkan dengan larutaan nomor 2.b.

b. masukkan ke dalam 2 tabung reaksi masing-masing 1 mL larutan K2CrO4 0,1 M. perlakukan seperti pada nomor 2. a. bandingkan larutan-larutan pada nomor 2. a dan 2.b.

3.        a. Masukkan 1 mL larutan Al2(SO4)3 0,1 M kedalam tabung reaksi. Tambahan tetes demi tetes NaOH 0,1 m dan amaati.

b. Masukkan 1 mL larutan Al2(SO)4 ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 5 tetes larutan  NH4OH 0,1 M dan amati. Tambahkan lagi teetes demi tetes  NH4OH 0,1 M dan amati, bandingkan dengan nomor 3.a.

4 . a.  Campurkan 1 mL Ba Cl2 0,1 M ke dalam tabung 1 mL K2CrO4 0,1 M. amati, simpan untuk di  bandingin dengan nomor 4.b. dan 4.c.

b.    Tambahkan 1 mL NaOH 0,1 M ke dalam 1 mL larutan BaCl2 0,1 M tambahkan 1 mL K2CrO4 0,1 M. amati,

d.      Tambahkan 1 mL HCl. 0,1 M ke dalam 1 mL BaCl2 1 M dan 1 mL  K2CrO4 0,1 M. amati,

5.        a. Kedalam campuran 1 mL asam oksalat 0, 1 N dan 2 tetes H2SO4 2 M, teteskan laarutan KMnO4 0,1 M. sambil di kocok, teteskan terus larutan KMnO4sampai warnaanya tidak hilang lagi
.
b. Kedalam campuran 1 mL larutan besi (II) 0,1 M dan 2 tetes  H2SO4 2 M  teteskan larutan KMnO4 0,1 M sambil dikocok-kocok, bandingkaan kecepatan hilangnya warna KMnO4 pada nomor 5.a dan 5.b.

6.                  Tambahkan sedikit-demi sedikit larutan NAoH 1 M kedalam 1 mL larutan CuSO4 0,1 M. tambahkan lagi NaOH sampai berlebihan.

b. Ulangi pekerjaan 6.a, tetapi gantilah larutan NaOH dengan larutan NaOH dengan NH4OH 1 M. bandingkan hasil pengamatan nomor 5.a dan 5. b.

7.             Ke dalam tabung yang bersaluran, masukkan 4 mL larutan (NH4)2SO4. Tambahkan larutan NaOH. Gas yang terbentuk dikenakan pada kertas lakmus yang telah dibasahi dngan ar dan diletakkan pada mulut tabung.

8.         Campurkan 1 mL laarutan Pb(NO3)2 0,1 M dengan 1 mL larutan NaCl 0,1 M. amati yang terjadi, panaskan campuran tersebut sambil dikocok. Kemudian campuran di dinginkan, catat hasil pengamatan.

9.         Ke dalam 1 mL larutan NaCl 0,1 M tambahkan 10 tetes larutan AgNO3 0,1 M. catat pengamatan anda,(campuran ini jangan dibuang, kumpulkan ditempat khusus sisa AgNO3).

10.       Masukkan ± 1 gram serbuk CaCO3 kedalam tabung reaksi yang bersaluran. Taambahkan larutan HCl. Gas yang terjadi dialirkan kedalam tabung lain yang berisi larutan Ba(OH)2.

11.       Campurkan kedalam tabung reaksi 1 mL air alkhol dan 1 mL larutan Kl 0,1 M. amati warna larutan, tambahkan 1 mL Cl lalu dikocok. Diamkan, kemudian amaati larutan yang terjadi.









BAB IV
HASIL PERCOBAAN

4.1 Data Pengamatan
       Hasil pengamatan pada hari Rabu tanggal 26 Oktober 2011
No
Larutan
Warna sebelum di campur
Larutan
Warna sebelum di campur
Reaksi
Warna sesudah di camour & hasil reaksi
1.(a)
1 mL HCl 0,1 N
Tidak berwarna
Iindikator PP
Tidak berwarna
HCl + PP
Tidak berwarna

1 mL CH3COOH 0,1 N
Tidak berwarna
Indikator PP
Tidak berwarna
CH3COOH + PP
Tidak berwarna
   (b)
NaOH 0,1 N
Tidak berwarna
Indikator PP
Tidak berwarna
NaOH + PP
Ungu

NaOh 0,1 N
Tidak berwarna
Indikator PP
Tidak berwarna
NaOH + PP
Ungu
   (c)
NaOH + PP
Ungu
CH3COOH + PP
Tidak berwarna
NaOH + CH3COOH
Ungu tua

NaOH + PP
Ungu
HCl + PP
Tidak berwarna
NaOH + HCl
Tidak berwarna
2.(a)
K2CrO4
kuning
HCl
Tidak berwarna
K2CrO4 + HCl
Orange

K2CrO4
kuning
NaOH
Tidak berwarna
K2CrO4 + NaOH
Tetap kuning (endapan)
   (b)
K2CrO7
Orange
HCl
Tidak berwarna
K2CrO7 + HCl
Kuning

K2CrO7
Orange
NaOH
Tidak berwarna
K2CrO7 + NaOH
Orange
3.(a)
Al2(SO4)3
Tidak berwarna
NaOH
Tidak berwarna
Al2(SO4)3 + NaOH
Endapan putih
   (b)
Al2(SO4)3
Tidak berwarna
NH4OH
Tidak berwarna
Al2(SO4)3 + NH4OH
Endapan putih







4.(a)
BaCl2
Tidak berwarna
K2CrO4
Kuning
BaCl2 +

   (b)
BaCl2
Tidak berwarna
NaOH

BaCl2 +  NaOH
Endapan putih

BaCl2 + NaOH
Tidak berwarna + endapan
K2CrO4
kuning
BaCl2 + NaOH + K2CrO4
Endapan kuninmg keruh
   (c)
BaCl2
Tidak berwarna
HCl
Tidak berwarna
BaCl2 + HCl
Tidak berwarna

BaCl2 + HCl
Tidak berwarna
K2CrO4
kuning
BaCl2 + HCl + K2CrO4
Endapan orange
9.
NaCl
Tidak berwarna
AgNO3
Tidak berwarna
NaCl + AgNO3
Endapan putih

       Hasil pengamatan pada hari Rabu tanggal 02 September 2011
5. a) H2SO4 tidak berwarna + 2 tetes H2SO4  sebagai katalis + kMnO4 sebanyak 7 tetes, pada tetes ke 8   warnanya tidak hilang. (warna menghilang dalam waktu yang lama).
b) Fe(II)2+ + 2 tetes H2SO4 sebagai katalis + kMnO4 sebanyak 3 tetes, pada tetes ke 4 warnanya tidak hilang. (warna menghilang dengan begitu cepat).
6. a) NaOH tidak berwarna lalu NaOH. CuSO4 warnanya biru, reaksinya Cu(OH)2 + Na2SO4, warna sesudah di campur biru tua,endapan berlebih.
     b) NH4OH tidak berwarna, CuSO4 warnanya biru, hasil reaksinya CuSO4 + NH4OH, warna sesudah di campukan biru tua, tidak ada endapan.
7.    4 mL larutan (NH4)SO4, NaOH 2 mLwarnanya tidak berwarna, hasil reaksinya (NH4)SO4 + NaOH,  berubah warna pada kertas lakmus berwarna merah dan biru, karena dalam larutan tersebut diketahui terbentuk gas NH3.
8.    Pb(NO3)2 tidak berwarna, 1 mL NaCl tidak berwarna, hasil reaksinya Pb(NO3)2 + NaCl. Dalam reaksi tersebut terdapat endapan.
10.  CaCO3 serbuk putih, HCl tidak berwarna, hasil reaksinya CaCo3 + H2O.warna sesudah di campur adalah tidak berwarna.
11.  Campuran 1 mL asam nitrat dengan 1 mL KI warna larutan menjadi orange + 1 mLCHCl3 dan dikocok terbentuk 2 larutan yang berwarna ungu(dibawah) dan orange(di atas) 2 larutan tersebut tidak menyatu (terpisah seperti air dan minyak).



















4.2 Pembahasan
2.    Terjadinya endapan apabila larutan K2Cr2O4 dicampurkan dengan larutan NaOH karena larutan K2Cr2O4  lah yang merupakan endapan larutan ini mempunyai sifat padat.
Reaksi perubahan warna terjadi apabila larutan K2Cr2O4 dicampur dengan larutan NaOH yang pada awalnya larutan K2Cr2O7 berwarna kuning dan NaOH tidak berwarna maka akan menghasilkan warna kuning begitu juga dengan larutan K2Cr2O4 yang berwarna  setelah dicampurkan dengan larutan HCl yang berwarna putih akan menghasilkan warna orange.

5. a) H2SO4 tidak berwarna + 2 tetes H2SO4  sebagai katalis + kMnO4 sebanyak 7 tetes, pada tetes ke 8   warnanya tidak hilang. (warna menghilang dalam waktu yang lama).
b) Fe(II)2+ + 2 tetes H2SO4 sebagai katalis + kMnO4 sebanyak 3 tetes, pada tetes ke 4 warnanya tidak hilang. (warna menghilang dengan begitu cepat).
6. a) NaOH tidak berwarna lalu NaOH + CuSO4 warnanya biru, reaksinya Cu(OH)2 + Na2SO4, warna sesudah dicampurkan dan hasil reaksinya adalah : biru tua (endapan dalam NaOH berlebih) hasil reaksi di pindahkan sedikit ditambah NaOH sehingga endapan larut dalam tetes ke 19.
    b) Na4OH tidak berwarna, CuSO4 + NH4OH warnanya biru, pindahkan sedikit hasil reaksi tadi di tambahkan NH4OH sehingga endapan larut dalam tetes ke 10.
7. 4 mL larutan (NH4)SO4 + NaOH 2 mL sehingga terbentuk gas NH3 yang diketahui dengan berubah warna pada kertas lakmus berwarna merah dan biru.
8. Pb(NO3)2 tidak berwarna + 1 mL NaCl tidak berwarna, terbentuk endapan, saat campuran dipanaskan campuran tersebut menjadi tidak berwarna (endapan menghilang).
10. CaCO3 + HCl menghasilkan gas CO2 karena bereaksi dengan Ba(OH)2 di tabung yang lain terbentuk endapan putih BaCO3 + H2O.
11. campuran 1 mL asam nitrat dengan 1 mL KI warna larutan menjadi orange + 1 mLCHCl3 dan dikocok terbentuk 2 larutan yang berwarna ungu(dibawah) dan orange(di atas) 2 larutan tersebut tidak menyatu (terpisah seperti air dan minyak).
































BAB V
KESIMPULAN

   Dari hasil percobaan yang telah kami amati,dapat di simpulkan bahwa :
1. Reaksi kimia di katakana berlangsung apabila salah satu hal teramati, apabila :
·         Reaksi tersebut menghasilkan gas
·         Reaksi tersebut menghasilkan endapan
·         Reaksi tersebut menghasilkan perubahan suhu
·         Reaksi tersebut menghasilkan perubahan warna

2. Reaksi kimia adalah suatu proses si mana zat-zat baru yaitu hasil reaksi terbentuk dari
beberapa zat aslinya yang disebut pereaksi.

3. Reaksi kimia terbagi beberapa jenis, diantaranya :
·         Pembakaran
·         Penggabungan
·         Penguraian
·         Metatesis (pemindahan tanggal)
·         Penggantian (Perpindahan tanggal)












DAFTAR PUSTAKA

Keenan, A. Hadyana Pudjaatmaja, PH. CL. 1992, kimia untuk universitas, jilid 1, Erlangga, Bandung